Sejarah ITICM

Sejarah ITICM

Pendidikan akan menjadi kebutuhan sepanjang hayat dan perguruan tinggi diyakini memiliki peran yang sangat strategis untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa. Saat ini Indonesia sedang mengalami bonus demografi. Bonus demografi ini harus dikelola dengan baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, terampil dan mandiri, yang dapat menjadi daya ungkit kesejahteraan masyarakat. Dalam era persaingan global seperti saat ini, daya saing suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Penguasaan IPTEK yang rendah akan menjadi masalah yang serius dalam menghadapi era persaingan global yang sedang berlangsung dan akan terus dihadapi Indonesia di masa depan.

SDM unggul yang mampu menguasai IPTEK dapat dibangun melalui pendidikan tinggi. Akan tetapi data menunjukkan bahwa angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia saat ini tergolong masih sangat rendah, bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, APK pendidikan tinggi Indonesia berada pada angka sekitar 30% [1]. Bandingkan dengan APK pendidikan tinggi di negara tetangga seperti Thailand yang telah mencapai 49%, Malaysia 43% dan Singapura bahkan 88% [2]. Nilai APK pendidikan tinggi yang besar menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kemudahan akses untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Parameter ini juga dipakai sebagai penentu tingkat kualitas layanan pembelajaran di perguruan tinggi. Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan APK pendidikan tinggi ini dan pada tahun 2024 ditargetkan telah mencapai angka 45% [3, 4]. Melihat data 5 tahun terakhir yang relatif tetap, angka 45% ini sepertinya sulit tercapai jika tidak ada langkah terobosan dan hanya menggantungkan pada Pemerintah.

Untuk mendukung misi Pemerintah dalam meningkatkan APK ini, Yayasan Yatim Mandiri, yang selanjutnya akan disebut Yayasan, berinisiatif mendirikan perguruan tinggi swasta (PTS) yang bermutu. Sasaran utamanya adalah agar anak-anak dari kalangan yatim dan dhuafa memiliki akses pendidikan tinggi sehingga mereka mampu mandiri dan dapat meningkatkan taraf hidup dirinya dan keluarganya. Pada tahun 2016, sebagai langkah awal, Yayasan melakukan alih kelola sebuah sekolah tinggi di bawah Kementerian Agama, yang kemudian diberi nama Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM). STAINIM yang berdomisili di Sidoarjo dan menempati lahan seluas 3,4 Ha ini memiliki 2 program studi, yaitu: Ekonomi Syariah dan Manajemen Pendidikan Islam. Sejalan dengan itu, gedung 7 lantai, masjid berkapasitas 2600 jamaah dan fasilitas lain mulai dibangun di lahan tersebut. Pembangunan gedung dan fasilitas ini merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan ke depan pembangunan manusia seutuhnya di era yang berubah dengan cepat ini dengan tetap mengedepankan konsep rahmat bagi seluruh alam.

Langkah berikutnya, pada tahun 2018, Yayasan melakukan alih kelola Universitas Bandung Raya (Unbar) yang terletak di kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Cara alih kelola ini ditempuh karena adanya kebijakan pemerintah yang melakukan moratorium pendirian perguruan tinggi berbentuk universitas. Setelah dikelola oleh Yayasan, nama Universitas Bandung Raya diubah menjadi Universitas Insan Cendekia Mandiri (UICM) dengan 4 fakultas dan 12 program studi, yaitu:

Fakultas Ekonomi dengan 2 program studi jenjang sarjana: Manajemen dan Akutansi.

Fakultas Pertanian dengan 5 program studi jenjang sarjana: Teknologi Hasil Pertanian, Agribisnis, Agroteknologi, Pertamanan dan Peternakan.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan 1 program studi sarjana: Pendidikan Luar Sekolah.

Industri sedang dibentuk kembali dengan bergeser ke ekonomi berbasis pengetahuan. Kebijakan ekonomi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, akan bergeser untuk menopang pembangunan berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan yang semakin besar akan pengembangan sumber daya manusia, perlindungan lingkungan dan kelestarian sumber daya alam. Inovasi teknologi akan menjadi kunci untuk peningkatan produktivitas. Otomasi dan kecerdasan tiruan dengan jelas akan mengubah model bisnis yang ada dan tuntutan tenaga kerja. Kerja model baru – ekonomi gig dan berbagi – diharapkan menciptakan lingkungan kerja yang fleksibel dan secara mendasar menggeser pemahaman tentang tempat kerja. Ketidakstabilan keterampilan akan menjadi norma dan pekerja diharapkan akan secara terus menerus diberi keterampilan baru dan ditingkatkan kemampuannya. Lulusan harus mampu beradaptasi dan tangguh agar berhasil di masa depan. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk belajar sepanjang hayat.

Yayasan, yang berkomitmen untuk menjadi garda terdepan perubahan melalui pendidikan, memutuskan untuk mendirikan perguruan tinggi yang memprioritaskan pengembalian investasi pendidikan dan fleksibiltas kebutuhan mahasiswa dengan memberikan pengetahuan terapan untuk menopang hidup dan karir mereka. Melalui rapat pengurus Yayasan lengkap yang meliputi Dewan Pembina, Dewan Pengurus Harian dan Dewan Pengawas, Yayasan memutuskan untuk mendirikan “Institut Teknologi Insan Cendekia Mandiri” dengan membuka tiga program studi kekinian, yaitu: Teknik Logistik, Informatika, dan Bisnis Digital. Bentuk institut diambil karena tidak ada PTS di wilayah Jawa timur yang memenuhi syarat untuk dialih kelola, sementara moratorium pendirian perguruan berbentuk universitas masih diberlakukan. ITICM ini diharapkan menjadi cikal bakal perguruan tinggi berbentuk universitas dan menjadi pusat dari jaringan perguruan tinggi Yayasan yang tersebar di seluruh Indonesia. Usaha ini membuahkan hasil dengan diterbikannya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 205/E/O/2021 tanggal 26 April 2021 tentang Izin Pendirian Institut Teknologi Insan Cendekia Mandiri di Sidoarjo, Jawa Timur.


icon

Ada Pertanyaan

Hubungi Kami Untuk Pengalaman Tebaik Anda

Hubungi Kami
Image


Profil ITICM
img
img
img
Brosur

Entrepreneur Muda ?

Bentuk diri anda di lingkungan yang cepat dan tepat.

Brosur Daftar Sekarang
img
Partner Kami

Bersinergi Membangun Negeri